Sayangnya kali ini nonton bukan beratapkan langit dan beralaskan tanah
eropa tetapi melangkahkan kaki di planet Hollywood bilangan gatot subroto dan bukan di Amerika
Sanaaa, senin mendung dan bersedih di pagi hari sukses bikin celana bak
ngompol.
Yakali aja tahun depan keliling eropa beneran atau paling gak ke Spain
aja deh :’) *ngaareeepppp
Entah apa yang membuat saszy malah belok ketika lewatin pintu masuknya,
melihat jalanan kala itu, semerawut dan hampir setiap hari sepulang kerja, ini sudah
menjadi santapan harian yang kadang bikin mau muntah :(, asli deh macetnya
suka gak tahan. dan terus mengkhayal sepanjang perjalanan berharap kalau dari
kantor kerumah itu Cuma 15 menit. jadi, Kapaaannn pak jokowi?.....
Dengan pedenya langsung ke meja mbak-mbak berbaju hitam dengan bibir
merah menyala dan rambut sanggul itu,
“99 cahaya di langit eropa nya donk mba?” tanya gw sambil sibuk buka tas eh
malah hp di kantong celana sibuk geter.
“untuk berapa orang”
Dan gw rempong tahan tas yang resletingnya udah dibuka sambil angkat
telp. “satu orang mba”
“mau duduk dimana?”
“hmmm…” terus jawab telp. “hallo..
(blaaa..blaaa..blaaa..)”
“disini aja yaaa…” mbaknya nawarin karena gak mau gw lama-lama didepan
dia.
Angguk aja, terus ambil duit dari tas sambil pipi jepit hape dipundak. Asli
mba nya pilih tempat yang strategis banget, paling atas ditengah-tengah pula
dan kiri kanan gak ada belum isi pula, manteeepp.!
Singkatnya sembari cari toilet dan tetep telp, terus duduk-duduk selama
satu jam menunggu pintu theater-nya dibuka.
** eh ini penting gak sih..diceritain kenapa bisa nonton film ini
sendirian, terus nunggu sejam di apit 2 pasangan yang asik yayang-yayangan,
berasa aneh. Kayaknya jomblo ngenes gak gini-gini amat kali yak.. iseng nonton
sendirian. Tapi.. bodo amat, kan ini tempat umum. Walau mayoritas semua
berpasangan entah sama pacar, sama temen, gebetan atau selingkuhan. Dan gak ada
tuh yang rada-rada kaya gw, iseng nonton sendirian.
**okeeh mending kita lanjut..
Bukan mau ber-sinopsis, Cuma mau komentar sedikit.
99 Cahaya di Langit Eropa part-1 nya aja belum nonton, tapi udah loncat
ke part-2 nya. Gapapa kan bisa download atau beli dvd bajakannya (yeess..gratisan lovers)
Cerita yang berlatar belakang eropa, mengisahkan sepasang suami
istri, rangga dan hanum yang tinggal di eropa selama 3 tahun. Hanum yang menemani
sang suami melanjutkan studinya di eropa, keduanya menjelajahi eropa beserta
isinya hingga menyadari bahwa eropa bukan hanya sekedar tentang Menara Eiffel,
Tembok Berlin ataupun Colloseum Roma, akan tetapi eropa menyimpan banyak misteri
mengenai islam.
Sukses dengan 99 Cahaya di Langit Eropa Part-1, kini 99 Cahaya di
Langit Eropa Part-2 sudah tayang di bioskop kesayangan anda (kok jadi kaya ngiklan yaaak..)
melanjutkan perjalanan Hanum dan Rangga untuk menjelajah Eropa, kali ini mereka berdua berkelana ke Turki dan
Cordoba. Seperti ketika hanum dan rangga mengunjungi Katedral Mezquita Cordoba,
dimana dahulunya bangunan megah dengan ukiran kaligrafi di atapnya adalah
sebuah masjid yang kemudian berubah menjadi gereja, saat melihat itu semua ada
perasaan menyayangkan, karena bangunan tersebut telah menjadi gereja dan sangat
bersyukur bahwa islam pernah bersinar di Cordoba. Ketika itu hanum sujud syukur
didepannya hingga petugas setempat menyuruhnya berdiri dan melarang untuk
sholat. (tapi saat part ini kok keliatan banget layarnya ya..saat si hanum ditegur oleh petugas setempat untuk tidak sholat. mungkin gak boleh kali yaa)
Atau di Hagia Sophia yang juga dahulunya merupakan masjid kemudian
berubah menjadi gereja dan kini menjadi museum. (seinget gw sih kayaknya gitu…)
Ada bumbu cinta romantis dan menyentuh yang dihadirkan film ini, Rangga
seorang yang begitu setia dan sayang terhadap istrinya. Sebisa mungkin menjaga
dirinya dari godaan maarja, cewe bule cantik yang terus menggodanya. Ada part dimana
sangat menyentuh hati dan ngiri maksimal. Ketika di hari ulang tahun hanum,
mereka ber-2 bertengkar dikarenakan saat hanum membawa kue ulang tahunnya ke-kampus untuk merayakan bersama rangga,
dan tanpa sengaja saat itu melihat maarja yang sedang memeluk mesra rangga. Hanum merasa sangat
kecewa sekali, terlebih tiada ucapan ataupun kado saat ulang tahunnya dari
rangga saat itu. Akan tetapi malah kejutan hebat yang rangga berikan.
Mereka bertengkar
hebat malam itu dan hanum yang sedang tersulut api cemburu itupun tidak
sekalipun memberi waktu kepada rangga
untuk menjelaskan yang sebenarnya. Saat itu rangga mengalah dan memilih diam
lalu pergi menenangkan diri. Dikeluarkannya sebuah kotak hijau yang telah ia
persiapkan sebagai kado ulang tahun hanum sambil membisikkan kepadanya “aku tidak pernah lupa ulang tahun-mu”. Sebuah CD yang dibuat dengan penuh cinta,
ungkapan perasaan rangga terhadap hanum. Betapa dia sangat mencintai istrinya. Ketika
itu hanum tak dapat membendung tangisnya ia terus saja menangis dan terisak
menyesal. Sama kaya gw yang tiba-tiba nangis gara-gara liat hanum nangis,
bayangin aja gimana mereka ber-dua sangat beruntung. Pasangan yang saling support,
sama-sama saling setia dan menjaga serta berjuang bersama. Bukan berjuang
ketika dalam keadaan terancam, itu sih berjuang karena kepepet kali ya.. karena
keadaan terpaksa, karena terlambat baru menyadari. Yang pada akhirnya
berjuang bukan dari hati. Dan hilang… *eh
malah tjurhaattt
Di akhir cerita akhirnya terjawab mengapa selama ini asye dan ibunya
fatma tidak pernah membalas email dari hanum. Mau tau kenapaa..mending nonton
aja deh, selain disuguhi cerita sambungan yang pertama, yang kedua juga lumayan
bagus kok.
Apa karena hati gw lagi selebut sutra hingga sekecil apapun yang bikin
terharu pasti mewek, tadi pas nangis di bioskop entah dua pasangan yang
mengapit gw itu tak sengaja mergokin gw lagi elap air mata. padahal sih jaraknya agak jauh.. berjarak sekitar 7-8 bangku kosong. Makanya pas lampu
mulai nyala kok mandanginnya aneh ya.., huhh perasaan gw aja kali yaa yang
pengen banget di omongin -___-“
Label: The Story Goes