Jakarta itu kejam men..!
Apa sih yang lo cari dari sekedar dapet kerjaan sesuai
passion dengan gaji tinggi, bos yang baik, rekan kerja yang menyenangkan plus
lingkungan kerja yang mendukung. Tapi, walau semua itu tidak sesempurna yang
diharapkan dan yang penting punya kerjaan, bagi sedikit perempuan ada aja
segelinting pertanyaan yang lewat “udah
kerja trus mau ngapain lagi, buruan lah nikah”..
Tapi, gw disini bukan mau ngomongin yang penting udah kerja,terus kenapa
belum nikah padahal udah punya pasangan :D
Suatu ketika dimana ada seseorang yang hidupnya merasa
tidak sangat puas dengan apa yang diperoleh dan terus mencari dan mencari,
berusaha dan berusaha. Kesana-kesini mencari pekerjaan baru demi mendapatkan
income yang lebih besar. Sampai ia terus berdebat dengan hati kecilnya,
bertanya apa yang sebenarnya ia cari, kepuasaan dunia semata, terdesaknya suatu
kebutuhan & keinginan yang melampaui batas kemampuan saat ini atau lingkungan??.. atau menapaki karir?..
Sebenarnya apa sih yang mau dicari, apakah penghargaan
dari “seorang manusia”? agar dapat
terlihat waw dan beribu pujian atau sebagai taraf naik level. Bahkan
untuk mencapai level “memegang surga
dunia” bukan sekedar didapat secara instan dalam waktu hanya sekejap,
semua-pun butuh proses, maling-pun yang mau merampok bank aja pakai strategi
dan pengamatan terlebih dahulu terhadap target.
Suatu ketika, gw interview bareng seorang cewe
berambut panjang, keliatannya juga masih lugu. Ada pertanyaan yang membuat gw
sedikit kaget ketika si cewe ditanya sebelumnya bekerja sebagai apa. Dengan
logat jawa-nya yang medhok dan tampak kurang percaya diri, jemari lentiknya tampak
gemetar kecil, ia tutupi dengan cara memainkan ujung kemeja putihnya. Rambut yang
dikuncir kuda dengan tampak malu saat menatap si HRD ketika mulai menjawab
beberapa pertanyaan yang diberikan.
Cewe berambut panjang dengan logatnya yang medhok itu,
ternyata diketahui berasal dari jawa tengah. Pergi merantau sendiri ke Jakarta,
karena telah mendapat info seputar lowongan pekerjaan dari saudara-nya.
Sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah PAUD daerah tempat tinggalnya, dengan
mendapatkan upah sebesar dua ratus lima puluh ribu per-bulan. Gw gak akan
samakan jawa tengah dengan Jakarta yang apa-apa serba mahal dan perhitungan. Akan
tetapi doi demi merubah nasib untuk kehidupan yang lebih layak dan menggapai
cita-citanya rela merantau untuk meraih itu semua. Tapi sedangkan gw masih aja
kurang bersyukur, tampaarr aku
sist..tampaarrr, uang sebulan yang lo terima dari hasil mengajar di PAUD selama sebulan itu, Cuma bisa memenuhi bensin motor gw selama sebulan dengan isian pertamina
aja, dengan uang segitu dalam sehari bahkan bisa habis dengan Cuma dibeli
pakaian satu saja, dengan uang segitu bahkan Cuma buat makan-makan doank.
Iyaa.. itu sehari bisa habis, dan belum kebutuhan semuanya. Dua ratus lima puluh
ribu rupiah di Jakarta dapet apa, kost-an sepetak aja paling murah lima ratus
ribu rupiah, itu pun gak pake kamar mandi dalem, bener-bener Cuma muat satu
kasur sama satu lemari kecil. Tapi dia, Dua ratus lima puluh ribu rupiah
dipakai buat membantu menghidupi keluarga.
Gw akan menyampingkan dari segi strata pendidikan dan
daerah. Tapi, bagaimana beruntungnya elo, masih punya pekerjaan, rumah yang
layak, dekat dari orang tua plus bisa masih beli ini itu sesuai keinginan yang
bahkan kian hari makin meningkat seolah hanya memikirkan nafsu duniawi. Bukankah
seharusnya yang ada didepan kita, itulah yang kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh, toh Tuhan itu tidak buta, DIA senantiasa mendengar di tiap
rintihan do’a, dia memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan.
Selain cewe jawa dengan logatnya yang medhok itu, ada
seorang cewe dari bogor yang diantar cowonya, selama menunggu dipanggil
interview si cowo terus saja mengeluh dikarenakan lama dipanggil interview dan
meragukan kantor tersebut. Pasalnya tuh kantor emang cozy banget, gimana gak..
pas masuk suasananya malah mirip café, lampu-lampu gantung bulat berwarna merah
dengan penerangan yang tidak terlalu terang, disudut kanan terdapat meja
billiard dan satu set game beserta tv-nya dan ada mobil klasik yang asik jadi
pajangan didalam kantor nampak dengan kilauan lampunya. Deuh… ini kantor gak
salah, gw banget deh *pikir dalam hati
tapi pas di tawarin kerjaannya apa, gak pake pikir dua kali, langsung bilang
gak. Gak cocok cinntt..
Oiya kembali lagi ke cewe bogor tadi, doi berbeda
banget dengan cewe jawa yang medhok itu, dia tampak santai dan percaya diri
sekali. Padahal si cowo udah berulang kali resah minta segera pulang daripada
nunggu kelamaan tapi gak dipanggil-panggil juga, “yaaa..masa mau pulang gitu aja sih,sayang kan udah jauh-jauh tapi gak
ada hasilnya” Ucapnya dengan tenang.
Yang jauh-jauh dari bogor dan jawa tengah aja rela
kejar kesana kesini demi dapetin kerjaan, tapi yang udah punya kerjaan kadang
masih suka seenaknya kerja asal digaji alias makan gaji buta. Atau tetep mau cari kerja yang nyaman tapi gajinya
gede *hahahhaha… emangnya lo pikir ini
perusahaan nenek moyang lo !..
Bukankah kerja itu ibadah, sebaik-baiknya ibadah harus
dikerjaan dengan baik kan..
Toh, yang baik juga pasti akan mendatangkan yang baik,
siapa tau besoknya malah jadi direktur utama, eeeeh… wawlahu a'lam kali
jeung.. walau bukan ditempat sekarang bekerja mungkin ditempat lain. Dengan
kata lain, teruslah berusaha, bekerja dengan baik dan memberikan yang terbaik.
Dua ratus lima puluh ribu rupiah, mengingatnya saja
membuatku malu ketika mengeluh. Seharusnya bukan mengeluh tapi bagaimana
terus berusaha meraih cita-cita dan menebar begitu banyak manfaat kelak mereka
juga ikut terbantu.
Label: Just Article, The Story Goes