Touring yuk bro...
Kalau kamu lagi dijalan ketika menjelang tengah malam, melihat sekumpulan motor dengan jenis motor yang sama
atau berbeda. Dan masing-masing pengendaranya memakai atribut yang sama dan gear
yang lengkap.
Yap, selamat kamu harus
minggir dulu dan memberi mereka jalan karena ada yang mau touring.
Okesip.. *melipir
Sewaktu belum mengenal
apa itu komunitas dan club motor, awalnya agak risih, kesal dan memandang
mereka sebelah mata. Bayangin aja lagi asik-asik jalan damai di tengah jalan
tiba-tiba lo harus di klakson dengan berbagai bunyi yang terdengar norak untuk
minggir agar tidak menghalangi sekumpulan motor yang terlihat terburu-buru.
Sampai akhirnya punya
pacar eh mantan yang dengan resmi bergabung di sebuah club motor. Deuh
segitunya amat yaa mau gabung di club motor. Yang ini pengen gw bahas nanti, ribetnya
pengen gabung jadi anak motor. Hahahah..
Namanya juga laki,
mungkin kejantanan naik sekian persen setelah akhirnya bergabung disebuah
club/komunitas motor. Yang dimana nama paguyuban tersebut sudah cukup terkenal
di Jakarta dan mempunyai anggota yang tersebar di Nusantara.
Terkadang ketika
mendengar kata “Touring” seakan yang
tertanam di pikiran adalah berkelana ke-suatu tempat yang JAUH menggunakan
motor dengan sekumpulan teman-teman dari organisasi yang sama.
Jadi, kalo lo cuman
ke-puncak doank bareng temen-temen terus bilang touring, ada aja yang nyeletuk.
“Itu mah bukan touring.. tapi maen keleus…”
Terus masalah? Hahaha…
Padahal arti kata
touring itu sendiri berekreasi, berwisata, piknik dan sejenis kata lainnya.
Yang dimana harus dijalani dengan senang hati serta riang gembira. Namanya juga jalan-jalan masa
sih harus mikul beban. Serta tidak terikat oleh waktu maupun jarak, tapi sebagian
orang cenderung melakukannya dengan berkendara bersama. Bahkan untuk pejalan
kaki-pun kata tersebut kurang popular.
Touring Sendiri atau Bareng Teman-Teman, Terserah..!
Nah, Mau touring sendiri
atau sama teman-teman, terserah.
Lebih asik sih kalau
touring sama teman-teman. Jadi, apabila ketika dalam perjalanan mengalami
trouble bisa diatasi bersama-sama. Lantas kalau touring sama teman jangan
sampai mengabaikan kesehatan dan persiapan kendaraan sebelum melakukan
perjalanan. Biar bagaimanapun trouble dijalan itu menghambat bro, ada cerita
sih tapi kalau nyusahin kan gak enak juga.
Kalau mau touring
sendiri harus benar-benar melakukan extra persiapan. Bahkan perlu banget untuk
membawa kunci-kunci motor sendiri. Siapa tau dijalan ada yang butuh bantuan
kita.
Saling membantu itu kan
indah.
Kalau masalah persiapan diri gak usah dijelasin lagi kan, masa iya mau jalan jauh tapi kesehatan tubuh gak dijaga. Deuh mending bobok aja dikamar sana sambil nonton drama korea.
Touring sendiri ataupun rame-rame, terserah.. Keduanya tetap asik untuk dinikmati dengan cara masing-masing. Keceriaannya sama, kesenangannya juga sama.
Pengalaman Touring
Alhamdulillah udah
pernah ngerasain, meski jaraknya gak jauh-jauh amat. Baik jadi boncenger
(istilah yang menjadi penumpang/yang dibonceng) atau jadi rider.
Perjalanan pertama kali
touring ke-puncak bareng teman-teman kampus semester awal. Waktu itu masih jadi
boncenger, yang hayuk aja mau dibawa kemana. Asal bukan diceburin ke jurang.
Tapi,
adek mau kok bang kalau di ajak ke KUA. Eeeaaaaak…
Sampai akhirnya jadi
ketagihan, dan merasa tertantang untuk melakukan perjalanan dengan tidak
menjadi boncenger lagi, tapi jadi ridernya. :p
 |
Nyook kita jalan rame-rame...nyookk... |
Disini mulai rada
belagu, apalagi lo tau sendiri kan darah muda, darah yang berapi-api kalau kata
Bang Haji Rhoma.
Gw dan teman-teman
kampus gw lainnya bertemu di semester 3, Merasa se-iya dan se-kata. Akhirnya
gaya-gayaan bikin sebuah komunitas asal asik dengan nama JSIC (Jakarta Salemba
Informatika Community).
 |
Baris dulu cekrek... |
Ngerasa dulunya gw rada
alay, akhirnya gw menyadari bahwasannya setiap orang pasti pernah melalui proses
ke-alay-an. Jangan pernah menyangkal itu semua. Hahaha..
Dengan teman-temanku
yang satu ini lumayan agak sering berpergian, mulai dari tektok ke-puncak di setiap malam minggu sampai akhirnya kenangan
yang selalu di ingat sewaktu touring ke Ujung Genteng.
Kata Tektok yang dimaksud adalah dengan
melakukan perjalan pulang dan pergi dalam satu hari. Kata tersebut memang sudah
sangat familiar dikalangan anak ngerasa motor.
Paling sering pergi ke
Puncak atau Bandung yang biasa dilakukan secara tektok. Pergi jam 11 malam
ke-puncak, sebelum shubuh sudah harus turun (pulang)
agar sampai rumah tidak terlalu siang.
Malu kan, pulang bareng
tukang sayur yang abis dagang di pasar.
Ngerasa dulu rada
risih meliat yang lagi touring berbaris dan membawa tongkat menyala untuk
menyingkirkan yang dijalan agar minggir sedikit untuk membiarkan rombongan
lewat.
 |
Istrirahat dulu, cekrek... |
Tidak lupa serta merta
sandi ketika touring pun wajib dipakai ketika sedang melakukan perjalanan.
Terutama petunjuk adanya jalan berlubang. Agar teman yang berada dibelakang
tidak terjebak dalam lubang. Lubang kenangan misalnya.. *krik
Dan keadaan –pun berbalik.
Berada di posisi yang dahulu agak risih melihat hal tersebut, seketika ngerasa gw menjadi sedikit keren. Yang
padahal gak ada keren-kerennya sama sekali, karena mengganggu kedamaian
pengendara lainnya.
Bersama teman gw yang
ini sih belum seberapa. Karena masih santai kaya di pantai.
Emangnya Mau Kemana Sih Buru-Buru Sampe Ngebut?..
Untuk pengalaman yang
kemudian bikin gw ilfeel dan mencap mereka sok jagoan. Adalah ketika ikut
touring dengan sebuah club motor mantan (penting banget gak sih ini sebut mantan hahahaa), disini sih gw cuma jadi boncenger.
Tapi, bener-bener ngerasa bersalah dengan orang-orang disekitar.
Kok segitunya sih..
Bagai ngibrit dikejar
setan dan hutang, seperti itulah kira-kira
Sekumpulan motor yang mengadu
kecepatan di jalan dan menaikkan gengsi serta arogansinya terhadap pengendara
lainnya, sehingga kalau tidak mau minggir akan dipaksa menepi untuk memberi
jalan. Dengan cara pepet dan geber
terus lalu pasang tampang serem.
Mobil angkot ataupun
metromini yang paling sering kena sasaran tinju atau tendang bebas sembari
berkendara. Pasti tau donk, kedua angkutan umum tersebut sering terlihat
ugal-ugalan dijalan. Cucok deh ketemu yang serupa.
Emangnya mau kemana sih
buru-buru sampai ngebut?..
Hanya karena mengejar
waktu agar tidak pulang terlalu siang, sore atau malam. Hanya karena mengejar
teman yang sudah jauh didepan sana.
Sampai akhirnya
merugikan pengendara yang lain dan diri sendiri. Syukur-syukur situ selamat,
coba kalau gak…
Apes..
Bukan hanya touring, dalam jarak 5 km aja bisa dipastikan juga berlaku hal serupa, menuju tempat kopdar serta sowan ke-basecamp komunitas lainnya semisal. hmppft..
Adek lelah bang...
 |
Touring sama Mudik emang gak ada bedanya, gembolan ditaro belakang. fuih...! |
Dan gw pernah merasa
dalam posisi sok jagoan tersebut.
Karena ngerasa banyak
temennya, perasaan sok keren tersebut muncul. Mulai dari berkendara dalam
kecepatan tinggi, saling salip menyalip pengendara lainnya demi mengejar teman
yang berada di barisan depan, serta geber pengendara lainnya yang tidak mau
memberi jalan / menghambat perjalanan.
Okesip, ngerasa keren.
Padahal jago kandang. Coba
kalau disamperin lagi sendirian, kalau gak mati kutu. Hahahhaa…
Walau bagaimanapun,
touring terjauh terakhir gw bersama temen-temen pulsar hanya sampai di Sawarna.
Yang juga memberikan pengalaman luar biasa dan tergantikan, yang memberikan
medan perjalanan yang seru dan tak terlupakan.
Kita jalan damai kok, gak sampai arogan dan anarkis. Kalau masalah kecepatan sih, you know lah yaa... Yang ngebut blass mah di depan, yang alon-alon mah di belakang.
Sayangnya untuk saat
ini, merasa tidak memungkinkan untuk melakukan touring lagi, selain fisik yang
mulai terasa lelah untuk perjalanan jauh, serta tidak kuatnya menahan kantuk
ketika perjalanan. Dan alasan lainnya yaitu kendaraan. Agak kurang yakin untuk
ajak si “budi” touring jauh. Hahaha *alaysan.
Jadi, ketika bertemu
yang masih dengan bangga mengenakan atribut club motornya dan menceritakan
belum pulang kerumah karena habis touring. Dan menanyakan kepada gw mengenai
kopdar dan rencana touring.
Sorry to say nih yaa, Udah
gak jaman touring lagi..!
Dan bukan jamannya gw
lagi untuk nongkrong kopdar dipinggir jalan atau dimanapun sampai larut malam
hanya ngobrol ngalur ngidul aja. Atau hadiri Anniversary club dan komunitas motor untuk saling unjuk gigi. hiks.. Karena sekarang gampang banget ngantuk,
hahahah..
Bukan ngerasa mulai sok
dan belagu. Itu sih dari dulu hahahha..
Tapi, masa tersebut
bukan lagi masa yang harus gw lakukan kembali, karena masih banyak hal yang
ingin dikejar dan dikerjakan demi masa depan cemerlang.
Berkaca dari pengalaman
orang lain yang gila touring tanpa ada persiapan yang matang, hingga pekerjaan
dan semuanya yang dimiliki rela dikorbankan hanya demi touring. Sampai pada
akhirnya semua hilang.
Meski gak semuanya sih
seperti itu, masih banyak juga temen gw yang bisa memanage-nya dengan baik.
Tidak mencampurkan antara hobby dan pekerjaan. salute deh..
Apalagi cewe yang masih suka touring kemana-mana naik motor gede-nya. ieh keren euy, seksiih.. hahahha..Dan masih banyak juga kok, yang touring dengan misi sosialnya untuk berbagi kepada sesama, gak melulu bernada negative.
Touring itu emang asik
banget, apalagi kalau nemuin jalanan yang rada suram. Awalnya ngerasa
adventure padahal deg-degan dan takut hahaha... :p
Jadi, Udah gak jaman touring lagi..!!
Tertanda orang iri yang rindu touring tapi belom kesampaian lagi. lol
:p
Label: My Activity, Pegasus, The Story Goes, Travelling